Arsip Tag: fungsi ginjal

Menjaga Fungsi Ginjal

Menjaga Fungsi Ginjal pada Pasien Diabetes Tipe 2

Menjaga Fungsi Ginjal – Kadar gula darah yang terus menerus tinggi pada pengidap diabetes melitus atau diabetes tipe dua akan membawa berbagai komplikasi, salah satunya adalah penyakit ginjal kronis.

Penyakit ginjal kronik(PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari tiga bulan. Penyakit ini tidak menimbulkan gejala spesifik sehingga sering terlambat di sadari.

MEnurut dr. Tunggal D. Situmorang Sp.PD-KGH, pengidap diabetes melitus beresiko tiga kali lipat menderita PGK.

“Di tahun 2021 ada 190 juta orang dewasa pasien PGK dengan diabetes melitus. Bahkan 2 dari 5 pasies diabetes tidak tahu kalau mengalami PGK,” kata dr. Tunggul dalam acara temu media yang di adakan BAyer Pharmaceuticals Indonesia di Jakarta (13/3).

Peringatan Hari Ginjal Sedunia setiap minggu kedua bulan Maret bisa menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya pengidap diabetes, untuk melakukan deteksi dini sehingga perburukan penyakit bisa di cegah.

Menurut dr. Tunggal, secara umum ada beberapa gejala PGK, seperti produksi urine kurang dari 400 ml per hari dari normalnya sekitar 1500 ml, terjadi pembengkakan kulit, ada darah dalam urine, serta terjadi gangguan elektrolit.

“Harus di ingat kalau PGK sebagian besar tidak bergejala. Kalau sudah ada gejala berarti sudah tahap akhir,” katanya.

Ada lima stadium gangguan ginjal. Tahap akhir, yaitu stadium kelima, di sebut sebagai gagal ginjal. Kondisi ini membutuhkan di alisis atau cuci darah karena ginjal sudah tidak lagi bisa berfungsi untuk menyaring darah dan sia metabolisme tubuh.

Baca juga artikel di sini https://riauexpress.com/

Memperlambat Perburukan Ginjal

Jika di deteksi dini dan di tangani lebih awal, risiko perburukan ke gagal ginjal bisa di kurangi. Di tambahkan oleh dr. Tunggul, sekitar 80 persen kasus PGK bisa di cegah. Atau di perlambat dengan intervensi yang tepat.

Deteksi dini PGK bisa di lakukan secara mudah, yaiut pemeriksaan urine untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran protein (albumin-kreatinin urine) dan pemeriksaan darah untuk mengukur kada ureum dan kreatinin.

Selain itu, perburukan kondisi ginjal juga bisa di perlambat dengan mengendalikan faktot risiko, seperti pengendalian tekanan darah dan mengatur asupan makanan.

“Ada tiga faktop yang mendorong perburukan kondisi ginjal. Yaitu peningkatan tekanan darah, kadar gula darah, dan inflamasi serta fibrosis ginjal,” tutur dr. Tunggul.

Untuk pengendalian risiko inflamasi dan kerusakan (fibrosis) saat ini tersedia obat inovatif terbaru dari Bayer, yaitu Finerenone.

Obat ini bekerja dengan cara menghambat reseptor meneralokortiokid. Aktivasi berlebih dari reseptor ini di ketahui berkontribusi terhadap peradangan dan kerusakan ginjal, yang mempercepat perkembangan tahap PGK.

Menurut dr. Tunggul, obbat ini sudah bisa di berikan pada pasien PGK di Tahap tiga. Namun, obat inovatif ini belum di tanggung oleh BPJS Kesehatan.

Country Division Head Bayer Phamaceutical Indonesia, Malaysia, Singapura Cluster, Riaz Buksh, menyampaikan obat inovatif ini sudah di rekomendasikan dalam pedoman klinis internasional. Di Indonesia obat ini juga sudah di setujui oleh Badan PON.

“Kami baru memperkenalkan obat ini ke INdonesia di tahun 2024. Saat ini yang menjadi fokus kami adalah untuk mengedukasi obat ini ke tenaga medis. Mendukung edukasi kesehatan agar lebih banyak individu menjaga kesehatan ginjalnya,” kata Riaz.